Sabtu, 25 Agustus 2012

Tokoh Teater Perempuan Riau Dari Masa Ke Masa


Untuk memulai tulisan tentang geliat perempuan di kencah teater Riau, memang terasa berat. Hal ini disebabkan keterbatasan saya mengumpul nama-nama perempuan yang memberanikan bertungkuslumus dalam bidan teater. Namun demikian saya merasa terbebani kalau tidak menulisnya. Untuk itu, saya sangat berbesar hati seandainya Tuan-tuan dan Puan-puan menambah atau memeberi informasi kepada saya tentang perempaun yang berani terjun ke dunia teater di Riau.

Sebagian besar nama tokoh teater perempuan yang saya sebutkan nanti, merupakan bual-bual saya dengan Azuan Razak (Datuk Bandar) di Mara Studio (AKMR) pada tanggal 20 Mei 2010. Saya pun tidak membilah apakah tokoh teater perempuan di Riau ini sebagai atris (pelakon) saja, maupun sebagai sutradara. Bagi saya dalam dunia teater semua elemen sangat penting. Sutradara tidak akan besar tanpa pelakon, begitu sebaliknya. Mudah-mudahan tulisan ini tidak berhenti sampai di sini. Paling tidak tulisan ini membangkitkan semangat pekerja teater, khususnya perempuan dalam mengharumi nama Riau.

Sebagaimana saya sampaikan di atas, tulisan ini jauh dari sempurna. Saya tidak memasukan biodata lengkap tentang tokoh teater perempuan Riau. Cuma nama-nama saja yang dapat saya tulis, itupun tidak nama lengkap. Semoga Tuan-tuan dan Puan-puan dapat memberikan informasi lengkap kepada saya mengenai tokoh teater perempuan yang saya cantumkan di bawah ini.

Nama-nama tokoh teater perempuan Riau:
Opek
Sulastri
Mia
Oneta
Butet KH
Multi Tintin
Eli
Helda Suhada
Endang
Kuni Masrohanti (Penulis naskah, pelakon dan sutradara)
Dewi MN (Penulis naskah, pelakon dan sutradara)
Rina (Penulis naskah, plekon dan sutradara)
Novi Yanti (Pelakon dan sutradara)
Tengku Ira Bahtera (Pelakon dan sutradara)
Chairani Erbaiti, Inhil (Pelakon dan sutradara)

Pada 5 tahun belakangan ini, tokoh teater perempuan yang masih eksis memperlihatkan aktivitasnya adalah Rina, Novi Yanti, Chairani Erbaiti, Dewi MN dan Kuni Masrohanti. Rina dengan Sanggar Selembayung-nya, tak henti-hentinya menyuguhkan beberapa kali pementasan, baik pada festival teater yang ditaja Dewan Kesenian Riau, maupun pementasan tunggal. Dari aktivitas teater yang dilakukan Rina, yang paling berkesan adalah ketika Rina bersama Sanggar Selembayung mendirikan kelompok teater anak-anak “Keletah Budak”. Keletah Budak beberapa kali mengadakan pementasan baik untuk televisi maupun pementasan di panggung. Pada tahun 2008, Rina menyutradarai pementasan teater berjudul Cik Apung di gedung Dewan Kesenian Riau. Pementasan ini juga mewakili Riau dalam Temu Teater perempuan di Lampung tahun yang sama. Pada tahun 2009, Rina menggarap pementasan Awang Putih dipentaskan di Anjung Seni (gedung seni) Idrus Tintin, Bandar Serai, Pekanbaru Riau. Pada tahun 2010, Rina bersama Keletah Budak-nya menggarap teater yang ditayangkan di Riau Televisi. Ke depan, tahun 2011, Rina juga telah memprsiapkan pementasan untuk Keletah Budak. Pada tahun 2012, tepatnya bulan Juni, Rina kembali memantaskan karyanya berjudul Melodi Pengakuan.

Novi Yanti, Dewi MN, dan Kunni Masrohanti belakangan ini lebih banyak bersama menggarap teater. Dalam catatan saya mereka bertiga mengadakan pementasan Dialog Orok pada tahun 2008 di Taman Budaya Riau. Pada tahun 2009 ketiga perempuan itu juga menggarap pementasan berjudul Perempuan-perempuan yang dipentaskan di Anjung Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau. Tahun 2010 Novi lebih fokus menggarap murid-murid sekolahnya dan pada tanggal 18 Desember 2010 bertempat di Tamam budaya Riau, Novi menggelar pementasan teater berjudul Batu Belah Batu Bertangkup. Untuk tahun ke depan, Novi Yanti akan menggelar pementasan teater berjudul Persimpangan bersama muridnya. Dewi MN dan Kuni Masrohanti nampaknya untuk tahun ke dapan belum mempunyai plan memperlihatkan kebolehan mereka. Pada bulan Juli 2012, Kunni Masrohanti mementaskan naskah GP Ade Dharmawi berjudul Peri Bunyian.

Chairani Erbaiti merupakan tokoh teater perempuan Riau yang bermastutin di luar Pekanbaru, Tembilahan (Inhil) tepatnya. Chairani Erbaiti merupakan tokoh teater perempuan lama yang sampai sekarang masih memperlihatkan kecintaannya terhadap dunia teater dengan melakukan beberapa kali pementasan. Chairani yang tercatat sebagai guru di SMA Negeri 1 Tembilahan, mengadakan pementasan bersama muridnya. Ada beberapa pementasan teater Chairani yang tercatat. Pada tahun 2006 Chairani menggelar pementasan teater berjudul Senandung Semenanjung di Taman Budaya Riau. Pementasan ini juga dipentaskan di Jakarta. Tahun 2007 naskah berjudul Katobong selain dipentaskan di Taman Budaya Riau, juga dipentaskan di Jakarta. Tahun 2010 Chairani bersama sanggar teaternya Bujang Dara, menampilkan pementasa teater berjudul Menggapai Hasrat.  

Inilah selintas pandang tentang tokoh teater perempuan di Riau. Sesuatu yang membanggakan dan merupakan spirit yang pantas diapresiasikan. Dari pementasan yang saya saksikan, tokoh teater perempuan Riau ini, tidak membuat sekat antara lelaki dan perempuan. Bagi mereka, (menurut pendapat saya) lelaki dan perempuan memiliki peranan yang sama di atas bumi ini. Mereka, seperti kebanyakan kelompok teater perempuan di negara tercinta ini,  tidak menggugat kehadiran keperempuanan mereka di atas panggung. Semua pementasan yang mereka pegelarkan bersifat universal tentang kemanusiaan secara umum. Hal ini merupakan kekuatan tersendiri bagi Riau, sebab bagaimanpun juga, kebudayaan Melayu Riau memberikan porsi yang sama antara perempuan dan lelaki. Ini bisa kita lihat dari teater tradisi Melayu, Makyong, yang meletakkan perempuan sebagai tokoh sentral.

Mudah-mudahan catatan yang tidak seberapa ini, memunculkan pekerja teater perempuan di Riau. Dan saya mohon maaf kalau ada tokoh teater perempuan Riau yang belum tercatat dalam catatan ini. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar