Karya seni
dihasilkan dari pengamatan para seniman atas peristiwa yang terjadi di
lingkungannya. Peristiwa-peristiwa tersebut diolah melalui pikiran dan
perasaan, sehingga karya seni yang dihasilkan merupakan respon seniman terhadap
lingkungannya. Para pakar seni menyatakan, bahwa karya seni merupakan semangat
zaman dimana karya seni itu dihasilkan.
Di Provinsi
Riau, karya seni sejak dari dulu, merupakan media untuk menyampaikan pesa
kepada masyarakat. Ini bisa dilihat dari seni petunjukan tradisional di Riau.
Teater tradisional Makyong misalnya, selain sebagai hiburan, di dalamnya juga
banyak memuat pesan-pesan berbakti kepada negeri, saling membantu satu dengan
yang lainnya, berbuat baik dan pesan-pesan moral lainnya. Pesan-pesan yang disampaikan dalam karya seni
tidak memaksa. Penikmat diajak berpikir untuk memilah mana yang baik dan mana
yang buruk berdasarkan kultur mereka. Para dasarnya, karya seni merupakan
tiruan dari kenyataan yang terjadi dan sebagai santapan rohani untuk mencintai
negeri ini lebih dalam lagi.
Untuk merekam
sekaligus menyosialisasikan rasa nasionalisme dan kebangsaan melalui seni
pertunjukan, Badan Kebangsaan Politik Lingkungan Masyarakat (Kesbangpollimas)
Provinsi Riau menggelar kegiatan dengan tema Sosialisasi Nasionalisme dan
Kebangsaan Melalui pertunjukan Seni Buadaya Melayu 2012. Dalam kegiatan ini
ditampilkan bermacam karya seni pertunjukan yang berasal dari kebupaten/kota di
Provinsi Riau.
Pegelaran karya
seni dalam rangka sosialisasi ini berlangsung dua kali pergelaran. Pergelaran
pertama pada tanggal 20 Okotober 2012 yang lalu. Pada pergelaran pertama, sebanyak enam perwakilan seni kabupaten,
ditambah satu mewakili Provinsi Riau, dipegelarkan di Laman Bujang Mat Syam,
Bandar Seni Raja Ali Haji. Pergelaran kedua akan berlangsung pada tanggal 28
Oktober nanti.
Pada tanggal 20
Oktober kemarin, bertepatan hari Sabtu, pegelaran seni pertunjukan dalam rangka
sosialisasi nasionalisme dan kebangsaan yang ditaja Badan Kesbangpollimas ini,
dimulai dengan tarian yang dibawakan oleh perwakilan Kabupaten Kampar. Tarian
berjudul Bogagajo (Bujang Gateh Jo Gadih Jongket) mengisahkan senda gurau
pemuda-pemudi kampung dalam mengisi waktu sengang mereka setelah menjalankan
pekerjaan. Tarian ini memperlihatkan bahwa pemuda-pemudi harus saling berbagi
untuk keharmonisan kampung. Bukankah negeri ini dibangun oleh pemuda-pemuda
yang saling menimbang rasa.
Pementasan kedua
dipegelarkan tarian berjudul Cegak Latah dari Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).
Tarian ini menceritakan perjuangan kaum muda dalam mempertahankan tanah mereka
dari serangan musuh (penjajah). Dengan berpijak tarian tardisi Rohul, tarian
ini memperlihatkan ketegaran pribumi berjuang dengan sekuat tenaga, sehingga
negeri tercinta ini dapat berdiri dengan kokohnya.
Tiga pementasan
teater berturut-turut dipegelarkan. Dari Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu),
membentangkan pementasan teater berjudul ‘Arti Penting Kesehatan’. Dalam
pementasan ini memperjelaskan bahwa kesehatan merupakan faktor terpenting untuk
membangun negeri ini. Untuk itulah, pementasan ini ingin mengokohkan bahwa
generasi muda harus mengisi aktivitas mereka dengan pikiran yang jernih,
sehingga mereka tidak tersesat dalam pergaulan yang dapat merugikan mereka
sendiri.
Kabupaten
Indragiri Hilir (Inhil) mementaskan kerya seni teater berjudul Mahkota
Kebudayaan. Dalam cerita ini, pesan yang disampaikan bahwa kebudayaan lokal
memiliki kekuatan untuk mencintai negeri ini lebih dalam lagi. Sementara itu
Kabupaten Pelalawan mementaskan teater berjudul terdampar, yang mengisahkan
keteguhan prajurit mempertahankan tanah kelahiran mereka, walaupun penderitaan
mendera mereka dalam perjuangan.
Dua garapan
musik, yaitu dari Kabupaten Kuansing, dan perwakilan Provinsi Riau. Kedua
garapan musik ini menguatkan bahwa kekuatan lokalitas (daerah Riau) mampu
diolah menjadi kekuatan masa kini dalam mengisi kehidupan dan membangkitkan
semangat mencitai negeri.
Pada tanggal 28
Oktober nanti, akan dipegelarkan enam seni pertunjukan yang berasal dari enam
kabupaten/kota Provinsi Riau. Keenam kabupaten/kota itu, Kota Pekanbaru,
Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, dan
Kabupaten Kepulauan Meranti.