Kamis, 07 Februari 2013

PROTAGONIS






Produksi Teater MATAN Berikutnya
Naskah dan Sutradara Monda Gianes


 
. Monda Gianes bukanlah nama asing di telingga para pekerja seni di Riau, terutama di dunia seni teater. Lelaki berwajah seperti orang Afganistan ini (menurut imigran asal Afganistan yang menetap sementara di Rudenim Prov. Riau), dikenal sebagai aktor yang hebat. Monda Gianes pernah menjadi aktor terbaik Riau dan mewakili Riau pada Festival Monolog Se Indonesia yang ditaja Dewan Kesenian Jakarta tahun 2005. Pria kelahiran tahun 1982 di Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu ini, dikenal juga tidak banyak cakap alias pendiam. Pada masa-masa sebelum mengecap pendidikan di Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR), Jurusan Teater, Monda Gianes pernah ikut di komunitas anak punk. Waktu terus bergerak dan mengantarkan Monda berlabuh di pulau bernama seni teater. 
Tercatat sebagai mahasiswa angkatan pertama di AKMR (sekarang AKMR sudah menjadi STSR, Sekolah Tinggi Seni Riau), Monda dengan beberapa kawan-kawan teaternya melakukan pementasan teater di bawah kelompok MARA Teater. Sebagai aktor yang handal, Monda selalu mendapat peran utama dalam setiap pementasan. Untuk mendalami rasa cintanya kepada teater, Monda Gianes ‘menyeburkan’ diri menjadi sutradara. Naskah berjudul Tiang Debu, karya Montiggo Busye, ‘dikupas’ Monda jadi pementasan teater pada tahun 2004. Tahun 2005, naskah Anton Chekov berjudul Orang Kasar yang dikokah menjadi pergelaran di atas panggung. Berikutnya tahun 2007, Monda Gianes menyutradarai naskah Kereta Kencana yang di adaptasi WS Rendra. Pada tahun 2007, Monda juga ‘menggarap’ naskah berjudul Pesta Pencuri karya Jean Anouilh.
Tahun 2013 ini, Monda Gianes mencoba meramu kata-kata menjadi naskah drama yang diberi judul PROTAGONIS. Dalam naskah ini, Monda ingin menyampaikan bahwa semua manusia dengan apa pun profesinya, memiliki kebaikkan, namun kadang kala mengaktualisasikan kebaikkan itu yang berbeda-beda. Naskah PROTAGONIS lebih menfokuskan diri kepada tradisi yang berada dalam problema di tengah hantaman modernisasi di segala lini. Tradisi seperti Al Qura’an buruk, hendak dibuang takut dosa, hendak disimpan tak bisa pula dibaca. Tradisi hanya menjadi penyangga orang-orang modern pada hari ini untuk mengokohkan diri. Bahkan tidak jarang tradisi menjadi ‘tambang’ yang dieksplotasi untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Atas nama tradisi (di sini Melayu) diperjual-belikan. Melayu hanya menjadi sebutan, tidak sebagai roh untuk memperkuat identitas kaum Melayu itu sendiri. Maka dengan sewenang-wenang Melayu diperalat untuk kepentingan.
Monda memotrek hal ini, dalam naskah PROTAGONIS, dengan memperlihatkan bagaimana susahnya para penjaga tradisi bertahan hidup. Dalam naskah ini, Monda ‘memunggah’ tokoh-tokoh teater tradisi Riau (Mak Yong, Mamanda, Mendu, Bangsawan dan Randai) menjadi tokoh sentral yang berhadapan dengan masalah antara idealis menjaga tradisi dan kegamangan hidup. Pada satu sisi tugas memelihara tradisi harus terjaga dan disatu sisi lagi, tradisi seperti tidak dapat bertahan dari gempuran budaya asing.
Sebagai sutradara di kelompok Teater MATAN, Monda tidak meninggalkan ‘identitas’ kelompok ini dalam garapannya. Dalam garapan ini, Monda menggabungkan unsur teater tradisi Riau dengan teater modern. Monda juga akan menggabungkan tari tradisi seperti zapin, jogek dengan modern dance dan koreografernya dipercayakan kepada Elfhera. Begitu juga garapan musik, Monda mempercayai Ridho Fatwandi dan Yudi Yongke mengabungkan musik tradisi Riau dengan musik modern.
Para pelakon yang bermain dalam naskah ini juga penggabungan anggota lama dan anggota baru Teater MATAN. Deni Afriadi, Hang Kafrawi, Syaripudin, Siti Aminah, Ridwan Mustafa, Fahruddin, Zikri dan Rosimah, merupakan pelakon yang sudah sering mentas ketika kelompok Teater MATAN bernama Teater MARA. Ada pun anggota baru yang ikut Dewi MN, Bambag Wahyu Jatmiko, Jamaluddin, Riki Pranata, Sulaiman, Erik Febrian, Juliardi, Habib Syahbana dan Ade Kurniawan.
PROTAGONIS akan di pentaskan pada tanggal 22, 23 dan 24 Maret 2013 di Anjung Idrus Tintin, Bandar Seni Raja Ali Haji, Pekanbaru-Riau. Seandainya tidak ada halangan PROTAGONIS juga akan dipentaskan di Komunitas Rumahitam, Batam, Tanjungpinang, dan Bengkalis. “Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar,” ucap Monda Gianes sang sutradara PROTAGONIS ini. Amin.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar