Naskah dan Sutradara Monda Gianes
.
Monda Gianes bukanlah nama asing di telingga
para pekerja seni di Riau, terutama di dunia seni teater. Lelaki berwajah seperti orang Afganistan ini (menurut imigran asal Afganistan
yang menetap sementara di Rudenim Prov. Riau), dikenal sebagai aktor yang
hebat. Monda Gianes pernah menjadi aktor terbaik Riau dan mewakili Riau pada
Festival Monolog Se Indonesia yang ditaja Dewan Kesenian Jakarta tahun 2005.
Pria kelahiran tahun 1982 di Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu ini, dikenal juga
tidak banyak cakap alias pendiam. Pada masa-masa sebelum mengecap pendidikan di
Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR), Jurusan Teater, Monda Gianes pernah ikut
di komunitas anak punk. Waktu terus bergerak dan mengantarkan Monda berlabuh di
pulau bernama seni teater.
Tercatat sebagai
mahasiswa angkatan pertama di AKMR (sekarang AKMR sudah menjadi STSR, Sekolah
Tinggi Seni Riau), Monda dengan beberapa kawan-kawan teaternya melakukan
pementasan teater di bawah kelompok MARA Teater. Sebagai aktor yang handal,
Monda selalu mendapat peran utama dalam setiap pementasan. Untuk mendalami rasa
cintanya kepada teater, Monda Gianes ‘menyeburkan’ diri menjadi sutradara.
Naskah berjudul Tiang Debu, karya Montiggo Busye, ‘dikupas’ Monda jadi
pementasan teater pada tahun 2004. Tahun 2005, naskah Anton Chekov berjudul Orang
Kasar yang dikokah menjadi pergelaran di atas panggung. Berikutnya tahun 2007,
Monda Gianes menyutradarai naskah Kereta Kencana yang di adaptasi WS Rendra.
Pada tahun 2007, Monda juga ‘menggarap’ naskah berjudul Pesta Pencuri karya
Jean Anouilh.
Tahun 2013 ini,
Monda Gianes mencoba meramu kata-kata menjadi naskah drama yang diberi judul
PROTAGONIS. Dalam naskah ini, Monda ingin menyampaikan bahwa semua manusia
dengan apa pun profesinya, memiliki kebaikkan, namun kadang kala
mengaktualisasikan kebaikkan itu yang berbeda-beda. Naskah PROTAGONIS lebih
menfokuskan diri kepada tradisi yang berada dalam problema di tengah hantaman
modernisasi di segala lini. Tradisi seperti Al Qura’an buruk, hendak dibuang
takut dosa, hendak disimpan tak bisa pula dibaca. Tradisi hanya menjadi
penyangga orang-orang modern pada hari ini untuk mengokohkan diri. Bahkan tidak
jarang tradisi menjadi ‘tambang’ yang dieksplotasi untuk kepentingan pribadi
atau kelompok. Atas nama tradisi (di sini Melayu) diperjual-belikan. Melayu
hanya menjadi sebutan, tidak sebagai roh untuk memperkuat identitas kaum Melayu
itu sendiri. Maka dengan sewenang-wenang Melayu diperalat untuk kepentingan.
Monda memotrek
hal ini, dalam naskah PROTAGONIS, dengan memperlihatkan bagaimana susahnya para
penjaga tradisi bertahan hidup. Dalam naskah ini, Monda ‘memunggah’ tokoh-tokoh
teater tradisi Riau (Mak Yong, Mamanda, Mendu, Bangsawan dan Randai) menjadi
tokoh sentral yang berhadapan dengan masalah antara idealis menjaga tradisi dan
kegamangan hidup. Pada satu sisi tugas memelihara tradisi harus terjaga dan
disatu sisi lagi, tradisi seperti tidak dapat bertahan dari gempuran budaya
asing.
Sebagai
sutradara di kelompok Teater MATAN, Monda tidak meninggalkan ‘identitas’
kelompok ini dalam garapannya. Dalam garapan ini, Monda menggabungkan unsur
teater tradisi Riau dengan teater modern. Monda juga akan menggabungkan tari
tradisi seperti zapin, jogek dengan modern dance dan koreografernya
dipercayakan kepada Elfhera. Begitu juga garapan musik, Monda mempercayai Ridho
Fatwandi dan Yudi Yongke mengabungkan musik tradisi Riau dengan musik modern.
Para pelakon
yang bermain dalam naskah ini juga penggabungan anggota lama dan anggota baru
Teater MATAN. Deni Afriadi, Hang Kafrawi, Syaripudin, Siti Aminah, Ridwan
Mustafa, Fahruddin, Zikri dan Rosimah, merupakan pelakon yang sudah sering
mentas ketika kelompok Teater MATAN bernama Teater MARA. Ada pun anggota baru
yang ikut Dewi MN, Bambag Wahyu Jatmiko, Jamaluddin, Riki Pranata, Sulaiman,
Erik Febrian, Juliardi, Habib Syahbana dan Ade Kurniawan.
PROTAGONIS akan
di pentaskan pada tanggal 22, 23 dan 24 Maret 2013 di Anjung Idrus Tintin,
Bandar Seni Raja Ali Haji, Pekanbaru-Riau. Seandainya tidak ada halangan
PROTAGONIS juga akan dipentaskan di Komunitas Rumahitam, Batam, Tanjungpinang,
dan Bengkalis. “Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar,” ucap Monda Gianes sang
sutradara PROTAGONIS ini. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar