Pementasan Teater ‘PROTAGONIS’
22-24 Maret 2013 di Anjung Idrus Tintin,
Bandar Serai (Purna MTQ), Pekanbaru
Kita pada hari
ini, tidak dapat tidak, dihadapkan dengan permasalahan keseragaman. Siapa yang
menguasai media, maka dialah sang pemenangnya. Diperlukan keberanian untuk
muncul dipermukaaan keseragaman ini, maka jalan yang harus ditempuh adalah
menjunjung tradisi sebagai kekuatan.
Mengetengahkan tradisi
pada hari ini, bukanlah pekerjaan yang mudah, tapi harus dilakukan, kalau tidak
kita pun terbenam dalam keseragaman. Orang-orang masa kini (terutama generasi muda) setiap saat ‘bernafas’
dengan kebudayaan asing yang didapat dari kecanggihan teknologi seperti tv,
dvd, internet dan lain sebagainya. Fenomena ini menyebabkan nilai-nilai luhur
yang ada pada tradisi terkikis dari benak kita hari ini.
Tentu saja,
sebagai orang yang hidup pada hari ini, kita juga dituntut memahami perkembangan
pikiran dan tingkah laku orang pada hari ini. Membancuhkan tradisi dengan
pemikiran hari ini sangatlah diperlukan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa
tradisi bukan benda suci yang harus kultuskan sehingga tidak dapat disentuh.
Tradisi merupakan pondasi untuk menegakkan pikiran hari ini. Maka tidak ada
salahnya kekuatan tradisi dipadukan dengan kekuatan hari ini, dan naskah
berjudul PROTAGONIS yang ditulis Monda Gianes, beruapaya melakukan penggabungan
itu.
Tiada yang
menggugat dan tiada pula yang tergugat. Memilih menjadi sesuatu yang harus
dilakukan untuk tetap tegar berdiri di gelombang waktu. Tradisi memiliki hak
untuk berbagi, dan modern juga berhak untuk mendedahkan diri. Dalam pementasan
teater PROTAGONIS ini, Teater MATAN dengan sutradara Monda Gianes, mendedahkan
permasalahan memilih. Monda Gianes dengan berani memunculkan tokoh-tokoh teater
tradisi Melayu di tengah sibuknya generasi muda memuja K-POP. Adalah Mak Yong,
Awang, Dewa Mendu, Harapan I, Khadam merupakan tokoh-tokoh teater tradisi
Melayu yang berhadapan dengan permasalahan hari ini.
“Mengapa kita
tidak berani memunculkan tokoh-tokoh tradisi kita, sementara orang lain berani
mengedepankan tokoh-tokoh tradisi mereka. Gatot Kaca, Petruk, Gareng, Semar,
merupakan tokoh dalam teater tradisi Jawa yang pada hari ini tidak asing di
telingga kita,” ujar Monda Gianes.