Ridho
Fatwandi
Lelaki yang
bertubuh tinggi semampai ini kelahiran Sungai Pakning, Bengkalis pada 04
Oktober 1990. Sekarang beliau sedang bermastautin di Pekanbaru. Dia telah
menamatkan kuliahnya di Jurusan Musik, Akademi Kesenian Melayu Riau, dengan
Tugas Akhirnya berjudul Baliklah Balik yang diramu dari musik upacara
Tabale Bale. Sebelumnya Rhido merupakan anggota sanggar “Alun Buih” semasa SMA
bersama Adi. Lelaki yang sempat gila ngeband ini dengan aliran rock, punk, dan
metal ini sedang memfokuskan diri menggarap musik Melayu bertemakan “Syair Ikan
Terubuk” sebagai bahan tugas akhir di AKMR.
Bagi Rhido musik
adalah denyut nadinya. Musik merupakan bagian penting dalam hidup, sebab musik
adalah penyeimbang nada hidup yang mengalun tanpa henti.
Sebagai generai
muda yang hidup di tengah serbuan kebudayaan asing, Ridho merespon serangan itu
dengan karya-karya kolaborasinya. Ia dengan tekun mempelajari perkembangan
musik dan tekun juga menyelam musik tradisi. Jadilah karya Ridho perbancuhan
tradisi dan modern.
Dalam garapan
PROTAGONIS ini, Ridho mencoba meramu musik Mak Yong, zapin, joget dengan musik hiphop,house musik. Dengan
sentuhn musik teknonya, terciptalah electro progressive musik di
pementasan PROTAGONIS ini.
Bagi pemuda yang beberapa tahun ini
menekuni etnho tronica berharap, musik melayu bisa terus berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman, namun demikian, harap Ridho, musik tidak
menghilangkan identitanya. Di mana musik itu lahir membawa kekuatan lokalitas
ke daerahannya.
Art experience : Pernah mengikuti rarak cipta music DKR, Pesta
Raya Singapura 2009, Zapind Muara Singapura 2010, Zapin Nusantara Johor Bahru
2011. Tahu 2012, Ridho mengikuti Malam Gala di Johor. Tahun 2012 juga PPS di
Medan. Bagi Ridho berkarya merupakan denyut nadinya, untuk itulah ia berniat
tidak akan pernah berhenti berkarya melalui seni musik. “Musik hidupku,” ujar
Ridho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar